Al-Baitar

Penemu HINDIBA Obt Kanker

Kanker merupakan penyakit mematikan yang ditakuti umat manusia. Badan kesehatan dunia, WHO memperkirakam pada 2020, kanker akan menjadi penyakit penyebab kematian nomor wahid di dunia mengalahkan serangan jantung. Menurut prediksi WHO, pada 2030, akan ada 75 juta orang yang terkena kanker di seluruh dunia. Sejatinya, kanker bukanlah penyakit baru. Di era kejayaan peradaban Islam, para dokter Muslim telah mampu men- diagnosis dan mengobati penyakit kanker. Tak hanya itu, dbkter Muslim, seperti Ibnu Sina dan al-Baitar pun telah menemukan obat untuk menyembuhkan penyakit yang mematikan itu.

Adalah al-Baitar, seorang ilmuwan Muslim abad ke-12 M yang berhasil menemukan ramuan herbal untuk mengobati kanker bernama Hindiba, Ramuan Hindiba yang ditemukan a1 Baitar itu mengandung zat antikanker yang juga bisa menyembuhkan tumor dan ganguan-gangguan neoplastic.

Kepala Departemen Sejarah dan Etika, Universitas Istanbul, Turki, Prof Nil Sari dalam karyanya Hindiba: A Drug for Cancer Treatment in Muslim Heritage, telah membuktikan khasiat dan kebenaran ramuan herbal Hindiba yang ditemukan al-Baitar itu. Ia dan sejumlah dokter lainnya telah melakukan pengujian secara ilmiah dan bahkan telah mempatenkan Hindiba yang ditemukan al-Baitar.

Menurut Prof Nil Sari, Hindiba telah dikenal para ahli pengobatan (pharmacologis) Muslim, serta herbalis di dunia Islam. “Umat Muslim telah menggunakan ramuan untuk menyembuhkan kanker jauh sebelum dokter di dunia Barat menemukannya,” ungkap Prof Nil Sari. Setelah melakukan pengujian secara ilmiah, Prof Nil Sari menyimpulkan bahwa, Hindiba memiliki kekuatan untuk mengobati berbagai penyakit.

Hindiba dapat membersihkan hambatan yang terdapat pada saluran-saluran kecil di dalam tubuh, khususnya dalam sistem pencernaan. “Tapi domain yang paling spektakuler adalah kekuatannya yang dapat menyembuhkan tumor,” ungkapnya. Untuk melacak khasiat dan ramuan Hindiba, Prof Nil Sari pun melakukan penelitian terhadap literatur pengobatan masa lalu. Ia melacak dua masterpiece ilmuwan Muslim, yakni Ibnu Sina lewat Canon of Medicine serta ensikiopedia tanaman yang ditulis al-Baitar. “Ketika kami melihat teks lama secara lebih dekat, kami melihat adanya kebenaran yang sedikit sekali kami ketahui tentang ramuan tanaman (herbal) cli masa lalu,” ungkapnya.

Dalam teks ‘ peninggalan kejayaan Islam itu dijelaskan bh HindibĂ  herbal lainnya dibagi menjadi dua kelompok utama, yakni herbal yang diolah dan herbal yang tak diolah. Menurut teks pengobatan kuno, keampuhan pengobatan kanker dengan menggunakan Hindiba didasarkan atas pertimbangan teoritis pengobatan, yakni efek obat-obatan medis beroperasi sesuai dengan sifat dan konstituen. Menurut Prof Nil, konstituen yang dihasilkan dan dekomposisi akan memiliki efek yang disebut energi.

Potensi kualitas panas dan dingin dalam sifat obat akan keluar sebagai hasil dekomposisi dalarn tubuh, Komponen aktif komponen alami yang panas akan segera bereaksi. Akan tersebar melalui janingan secara efektif. Konstituen panas bereaksi sebelum konstituen dingin dan membersihkan hambatan dalam saluransaluran kecil pada bagian tubuh dan memperlancar penyebaran konstituen dingin. Kemuclian, unsur dingin itu datang dan mulai berfungsi menjalankan fungsinya. Dalam risalah kedokteran berbahasa Arab, peninggalan era keemasan Islam, disebutkan bahwa semua jenis pembengkakan seperti kutil atau benj olan telah menyebabkan gangguan pada saluran.

Sedangkan kanker digambarkan sebagai massa yang keras.Diidentifikasi sebagai pembengkakan yang keras, kanker berkembang dan kecfl kemudian menjadi besar ditambah dengan rasa sakit, Mengutip catatan Ibnu Sina dalam Canon of Medicine, Prof Nil Sari mengungkapkan, tumor atau kanker, bila dibiarkan akan semakin bertambah ukurannya. Sehingga kanker itu akan menyebar dan merusak.

Akarnya dapat menyusup di antara elemen jaringan tubuh. Prof Nil Sari menemukan gambaran serupa tentang kanker dalam manuskrip pengobatan di era Usmani. Menurut Ibnu Sina, tumor digolongkan menjadi dua, yakni tumor panas dan dingin. Thmor yang berwarna dan terasa nangat saat aisentun masanya ctiseout tumor panas, sementara tumor yang tidak berwarna dan terasa hangat disebut tumor dingin. Ibnu Sina menyebut kanker sebagai bentuk tumor yang berada di antara tumor dingin.

Khasiat Hindiba diteliti Prof Prof Nil Sari dengan menyajikan data yang mendalam mengenai latar belakang teori percobaan invivo dan invitro dengan sari herbal dan Turki. Ia memulai dart filsafat Turki Usmani, yang berakar dan pengobatan Islam. Dalam karyanya mi, disebutkan bahwa obat Ciehorium intybus L dan Crocus sativus L diidentifikasi sebagai alternatif tanaman yang identik satu sama lain yang merupakan komponen aktif untuk pengobatan kanker.

Prof Nil Sari dan rekannya Dr Hanzade Dogan mencampurkan C intybus L dan kunyit (saffron) dan Safranbolu, seperti yang dijelaskan teks pengobatan lama. “Yang lebih menarik adalah hash penelitian laboratorium kami yang mnunjukkan bahwa dan ekstrak C intybus L yang ditemukan menjadi paling aktif pa.da kanker usus besan,” ujar Prof Nil Sari. Menurut dia, Hindiba terbukti sangat efektif mengobati kanker. Sayangnya, kata dia, pada zaman dahulu, Hindiba lebihbanyak disarankan sebagai obat untuk perawatan tumor. Hal itu terungkap dalam kitab Ibnu al-Baitar. Menurut al-Baitar jika ramuan Hindiba dipanaskan, dan busanya diambil dan disaring kemudian diminum akan bermanfaat untuk menyembuhkan tumor.

Pakar pengobatan di era Kesultanan Turki Usmani, Mehmed Mumin, mengungkapkan bahwa Hindiba bisa mengobati tumor dalam organ internal. Namun, lebih sering dianjurkan untuk perawatan tumor pada tenggorokan. “Jika kayu manis dicampurkan pada jus Hindiba (khusus yang diolah dengan baik) dapat digunakan untuk obat kumurkumur serta bermanfaat pula untuk perawatan tumor; sakit dan radang tenggorokan.”

Abu Muhammad Abdallah Ibn Ahmad Ibn al-Baitar Dhiya al-Din al-Malaqi, itulah nama lerigkap ilmuwan Muslim Legendaris yang biasa dipanggil al-Baitar. Ia adalah seorang ahli botani (tetumbuhan) dan farmasi (obat-obatari) pada era kejayaan Islam. Terlahir pada akhir abad ke-12 M di kota Malaga (Spanyol) lbnu Al-Baitar menghabiskan masa kecilnya di tanah Andalusia tersebut.

Minatnya pada tumbuh-turnbuhan sudah tertanah semenjak kecil. Beranjak dewasa dia pun belajar banyak mengenai ilmu botani kepada Abu l-Abbas al-Nabati yang pada masa itu merupakan ahli botani terkemuka. Dari siniIah, alBaitar pun lantas banyak berkelana untuk mengumpulkan beraneka ragam jenis tumbuhan.

Tahun 1219 dia meninggalkan Spanyol untuk sebuah ekspedisi mencari ragam tumbuhan. Bersama bebeapa pembantunya, al-Baitar menyusuri sepanjang pantai utara Afrika dan Asia Timur Jauh. Tidak diketahui apakah jalan darat atau laut yang dilalui, namun lokasi utama yang pernah disinggahi antara lain Bugia, Qastantunia (Konstantinopel), Tunisia, Tripoli, Barqa dan Adalia.

Setelah tahun 1224 al-Baitar bekerja untuk al-Kamil, gubernur Mesir, dan dipercaya menjadi kepala ahli tanaman obat. Tahun 1227, al-Kamil meluaskan keluasaannya hingga Damaskus dan al-Baiter selalu menyertainya di setiap perjalanan. Ini sekaligus dimanfaatkan untuk banyak mengumpulkan tumbuhan. Ketika tinggal beberapa tahun di Suriah Al-Baitar berkesempatan mengadakan ponelitian tumbuhan di area yang sangat luas, terrmasuk Saudi Arabia dan Palestina, dimana dia sanggup mengumpulkan tanaman dan sejumlah lokasi di sana.

Sumbangsih utama Al-Baitar adalah Kitab al-Jami fi al-Adwiya al-Mufrada. Buku ni sangat populer dan merupakan kitab paling terkemuka mengenai tumbuhan dan kaitannya dengan ilmu pengobatan Arab. Kitab ini menjadi rujukan para ahli tumbuhan dan obat-obatan hingga abad ke-16. Ensiklopedia tumbuhan yang ada dalam kitab ni mencakup 1.400 item, terbanyak adalah tumbuhan obat dan sayur muyur termsuk 200 tumbuhan yang sebelumnya tidak diketahui jenisnya. Kitab tersebut pun dirujuk oleh 150 penulis, kebanyakan asal Arab, dan dikutip oleh lebih dari 200 ilmuwan Yunani sebelum diterjemahkan ke hahasa Latin serta dipublikasikan tahun 1758.

Karya fenomenal kedua Al-Baitar adalah Kitab al-Mughni fi aI-Adwiya al-Mufrada yakni ensiklopedia obat-obatan. Obat bius masuk dalam daftar obat terapetik. Ditambah pula dengan 20 bab tentang beragam khasiat tanaman yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Pada masalah pembedahan yang dibahas dalam kitab ini, Al-Baiter banyak dikutip sebagai ahli bedah Muslim ternama, Abul Qasim Zahrawi. Selain bahasa Arab, Baitar pun kerap memberikan nama Latin dan Yunani kepada tumbuhan, serta memberikan transfer pengetahuan.

Kontribusi Al-Baitar tersebut merupakan hasil observasi, penelitian serta pengklasifikasian selama bertahun-tahun. Dan karyanya tersebut di kemudian hari amat mempengaruhi perkembangan ilmu botani dan kedokteran baik di Eropa .maupun Asia. Meski karyanya yang lain Kitab Al-Jami baru diterjemahkan dan dipublikasikan kedalam bahasa asing, namun banyak ilmuwan telah lama mempelajari bahasan-bahasan dalam kitab ini dan memanfaatkannya bagi kepentingan umat mahusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tafadhal,,,uktub yang shalih