Ibnu Abi Usaibi'ah

Ia menghimpunkan karya-karya tidak kurang 380 biografi ahli ilmu kedokteran yang tidak terkira nilainya kepada sejarah sains Arab.

Ibnu Abi Usaibi’ah adalah seorang ahli kedokteran Muslim Arab dan ahli bibliografi serta merupakan Seorang ahli sejarah kedokteran pertama yang menulis sejarah kedoktoran Arab.

Nama lengkapnya Muwaffakuddin Abu al-Abbas Ahmad bin al-Kassim bin Khalifah bin Yunus al-Khazraj. Beliau berasal dan sebuah keluarga dokter. Ayahnya sendiri adalah dokter mata dan lahir di Damaskus setelah tahun 590H/1994M.

Ibnu Abi Usaibi’ah gemar menuntut ilmu dari kecil. Pada mulanya ia berguru pada Ibnu al-Baythar, yang memberinya pelajaran botani. Di rumah, ia belajar ilmu kedokteran dari sang ayah (meninggal pada 649H/1251M) dan ar-Rahbi (meninggal 631H/1233M). Ilmu yang ia peroleh kemudian dipraktikkan di Rumah Sakit Nun Damaskus dan Rumah Sakit Nasiri di Mesir.

Kemudian pada 634H/1236M dia bekerja pada pemerintahan Izzuddin Ayhak al-Mu’azzami di Sarkhad. Versi lain menyebutkan bahwa pada tahun 1236, Ia diutus oleh dokter Saladin ke Mesir dan dilantik memimpin sebuah rumah sakit (Nasiri). Setahun kemudian ia menarik diri dari jabatan tersebut dan memenuhi panggilan tugas dari Kesultanan Damaskus di Salkhad. Di sanalah ia meninggal dunia pada 668H/1270M.

Karya-karyanya yang terkenal antara lain Isal -at al-Munajjimin, At-Tajaril-wa al-Fawii’id, Hikayat al-Atibua’ Fi ilajat al-Adwa, dan Ma’alim at- Umam.
Selain karya-karya tersebut di atas, dia juga banyak menulis syair-syair. Namun, karyanya yang paling masyhur ialah Uyun al-Anba’ fi Tabaqat al-Atibba (Sejarah Hidup para Dokter). Ia menghimpunkan karya-karya tidak kurang 380 biografi ahli ilmu kedokteran yang tidak terkira nilainya kepada sejarah sains Arab.

Karangannya ini sekaligus menunjukkan betapa Ibnu Abi Usaibi’ah rajin menyalin secara harfiah dan merinkaskannya. Kemudian diperjelaskan dan diperkuat dengan bahan-bahan tambahan yang ada.

Biografi itu disusun per negara dan per generasi serta dengan susunan berukuran kecil (berbentuk naskah kecil dan disempurnakan pada 540H/1242 M. Ia juga menambahkan dengan bahan-bahan baru yang diambil daripada karya Ibnu al-Qifti, Tarikh al-Hukama. Semua ini dikumpulkan menjadi satu dalam sebuah jilid besar pada 667H/12 68M.

Kitab Uyun al-Anba’ fi Tabaqat al-Atibba disusun dengan gaya sastra tingkat tinggi. Gaya popular kitab itu dikaji oleh A Muller seorang penulis yang juga menyiapkan teks edisi yang didasarkan pada kedua bentuk susunan tersebut di atas. Kitab itu kemudian dicetak di Mesir pada 1299H/1882M.

Di samping itu, Najamuddin bin Fahd pula pernah menyusun buku mini secara alfabet. Uyun al-Anba’ fi Tabaqat al-Atibba merupakan karya yang diterbitkan kemudian dalam beberapa edisi komersial dan dicetak ulang Dar al-Fikr Beirut pada 1955-1956M.
Beberapa orientalis beranggapan buku ini diakui sebagai buku teks yang penting sejak pertengahan abad ke-19. Sebuah terjemahan Perancis buku ini diterbitkan oleh Sanguinetti (1854-1856 M), sedangkan terjemahan bahasa Jerman diusahakan oleh Hamed Waly.

Pada 1958, M do Algiers, H Jahier dan Abdel Kader Noureddin bersama-sama mengedit, menterjemahkan dan memberinya tambahan bab anotasi tentang para ahli kedokteran Barat Muslim.


Dokumentasikan 400 Dokter

Kitab ‘Uyun al Anba’ fi Tabaqat al- Atibba’ pantas untuk disanjung sebagai buku hebat di zamannya dan beberapa abad setelahnya. lbnu Abi Usaibi’ah melakukan riset mendalam sebelum akhirnya menerbitkan kitab ini. Betapa tidak? Dalam kitab itu, mendokumentasikan kehidupan 400 dokter terkenal masa itu.

Ke-400 dokter itu berasal dari lintas bidang spesifikasi dan agama, Buku iyu menjadi best seller di zamannya dan menjadi rujukan para dokter dan calon dokter di abad pertengahan. Kitabnya sama larisnya dengan kitab-kitab kedokteran yang ditulis para sarjana kedokteran Muslim saat itu.

Hanya sayangnya, dalam manuskrip yang diterjemahkan Muller ke dalam bahasa Jerman, deskripsi mengenai lbnu Natis dihapuskan. Sekalangan pakar sejarah menyebut, saat itu ada indikasi kecemburuan profesi antara Nafis-Ibnu Abi Usaibi’ah.

Namun, anggapan itu ditepis setelah di Perpustakaan Zahiriya di Damaskus, ditemukan kitab asli Usaibi’ah yang di dalamnya menguraikan secara lengkap tentang kepakaran lbnu Nafis. Bahkan di akhir catatannya, Usyaibi’ah menuliskan catatannya bahwa Nafis adalah dokter terkenah di masanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tafadhal,,,uktub yang shalih