MIMAR KOCA SINAN Sang Arsitek


 Sinan Sang Arsitek. Demikian panggilan akrab yang disematkan pada Mimar Koca Sinan. Panggilan ini memang pantas baginya. Sebab, pria kelahiran Anatolia, Turki, 1489 ini, mewujud menjadi seorang arsitek terbesar di masa Turki Ottoman.

Sepanjang titian karierny, Sinan menjadi orang penting bagi terwujudnya bangunan-bangunan di masa Turki Ottoman. Ia membangun ratusan bangunan, termasuk masjid, istana, kuburan, sekolah, lumbung, air mancur, saluran air, dan rumah sakit.

Dalam kurun waktu 50 tahun, kariernyasebagai arsitek kian menanjak, apalagi ia diangkat menjadi kepala arsitek oleh Sultan Suleiman I, penguasa Turki Ottomon, pada 1539. Banyak bangunan yang menjadi bukti kehebatannya, terutama masjid yang ia rancang.

Bangunan tersebut menjadi gambaran tipikal arsitektur Turki Ottoman. Dalam rancangannya, Sinan melakukan percobaan inovatif dengan merancang ruang kubah terpusat yang sering dibandingkan dengan perkembangan paralel Renaisans Italia.

Sinan, berhasil pula membangun monumen di mana kubah pusat terlihat tanpa bobot. Selain itu, permukaan interiornya juga bermandikan cahaya. Ia sering merancang masjid sebagai bagian dari sebuah kmnpleks yang terdiri atas sekolah, wisma tamu, dan rumah sakit.

Serangkaian pelatihan yang sebelumnya ia peroleh di Korps Janissary dan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan arsitektur, memperluas visi Sinan dan dan mempertajam keterampilannya. Demikian pula dengan pengalaman perjalanannya dengan para tentara Turki Ottoman.

Sinan pernah menempuh perjalanan yang melintas wilayah Mediterania dari Anatolia ke Italia dan Pantai Adriatik ke Eropa Tengah, dan dari Azerbaijan ke Baghdad. Ini memperkaya referensi bangunan yang ada di dalam benaknya dan kemudian dituangkan dalam karya arsitekturnya.

Mustafa Sai Celebi, penulis biografi Sinan, menuliskan banyaknya bangunan yang diarsiteki Sinan. Dalam tulisannya, ia mengungkapkan, terdapat 477 bangunan yang dirancang oleh Sinan. Ini menunjukkan bahwa Sinan sangat produktif.

Bangunan-bangunan rancangan Sinan, terbentang di atas wilayah kekuasaan Turki Ottoman, termasuk masjid Pasha Khorsaw di Aleppo, Masjid Sultan Suleiman di Damaskus, kubah di Al-Haram Al-Shareef di Al-Quds, dan sekolah Sultan Suleiman di Makkah.

Selain itu, ada pula Masjid Mehmed Pasha di Sofia dan Herzegovina, Masjid Mustapha Pasha di Ofen, Budapest, dan Istana Mehmed Pasha di Sarajevo. Artikel tentang Sinan di Encyclopedia of Islam pun menyebutkan banyaknya rancangan bangunan yang dibuat Sinan.

Artikel edisi pertama itu diterbittkan di Leiden, Belanda, pada 1934. Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa warisan bangunan yang dirancang Sinan jumlahnya mencapai 330 bangunan. Termasuk masjid jami, sekolah umum, madrasah, sekolah baca tulis Alquran, dan Istana.

Pun ada rancangan tempat pemandian, makam, dapur umum, rumah peristirahatan atau caravansaries, jembatan, saluran air, rumah sakit, dan rumah toko (makhzan). Bangunan-bangunan Sinan tersebut, memiliki konstruksi yang baik serta arsitektur yang indah dan istimewa.

Dari banyaknya bangunan yang dirancang Sinan, ada sejumlah rancangan bangunan yang ia buat. Yaitu, Masjid Suleimaniya yang dibangun pada 1550 hingga 1556 di Istanbul.

Selain itu, ada masjid Selimye yang dibangun pada 1551 hingga 1574 di Edirne. Karya Sinan tersebut, sering dibandingkan dengan karya renaisans di Florence, khususnya karya Leon Battista Alberti, yang juga seorang arsitek Italia yang hidup antara 1404 dan 1472.

Sejumlah catatan juga mengungkapkan, kehebatan Sinan dalam bidang arsitektur, juga bisa dibandingkan dengan karya-karya bangunan yang dirancang oleh Michelangelo dari Lodovico, Italia, yang merupakan arsitek, pelukis, dan pematung di masa renaisans.

Kehebatan Michelangelo terlihat pada sketsa, maupun karya-karyanya yang luar biasa baik berupa bangunan maupun patung-patung. Bahkan, dengan kehebatan yang dimiliki Sinan, ia mendapatkan julukan pula sebagai Michelangelo dari Turki Ottoman.


Merintis karier
Sebenarnya, kisah kehidupan Sinan agak rumit dan penuh dengan ketidakpastian. Namun, kegemilangan Sinan dalam bidang arsitektur mendorong minat yang begitu besar dari para ahli sejarah arsitektur dan peradaban Islam untuk mempelajari kehidupannya.

Menurut Mustafa Sai Celebi dalam catatannya, sejak usia dini Sinan mengikuti jejak ayahnya yang seorang tukang kayu dan batu. Ia pun mempelajari keterampilan itu. Ketika berusia 21 tahu, Sinan direkrut oleh oleh Devshirme ke dalam Korps Janissary.

Ini terjadi pada masa pemerintahan Sultan Selim I, antara 1512 dan 1520. Saat menjalani wajib militer (acemioglan), Sinan menyatakan bersedia untuk belajar dengan tekun dalam bidang pertukangan.

Lalu, Sinan diserahkan agar membangun kapal-kapal, jembatan kayu, dan segala macam konstruksi yang berasal dari kayu. Keahlian dalam bidang pertukangan ini dia kembangkan lebih lanjut selama dia mengikuti dinas militer.

Sinan juga berpartisipasi dalam sejumlah ekspedisi termasuk ke Belgrade pada 1521, Wina pada 1529, dan Baghdad pada 1535. Sinan menunjukkan keistimewaannya dengan menunjukkan keberaniannya, terutama saat mengikuti ekspedisi ke Beograd dan Rhodes pada 1522.

Hingga kemudian, Sinan dipromosikan menjadi seorang zenberekdji bashi yakni seorang kepala operator kembang api. Pada 1534, Sinan ikut berperang melawan pasukan Persia. Ia menunjukkan kemampuannya dalam pertempuran yang terjadi di Danau Van.

Sinan merancang kapal feri untuk penyeberangan para tentara melalui danau. Dalam ekspedisi lain, yaitu di Wallachia, ia membangun sebuah jembatan di Danube bagi para tentara yang akan menyeberang.

Kemampuannya yang luar biasa ini, membuat Sinan semakin dikenal dan dikagumi oleh banyak orang. Kehebatannya ini, membuatnya dipromosikan sebagai kepala konstruksi militer dan dia semakin memperluas keterampilannya dalam bidang pertukangan batu.

Berbagai pengalaman yang dimiliki Sinan, seperti membangun atau memperbaiki jembatan, tempat pertahanan maupun istana menumbuhsuburkan keinginannya untuk memperdalam keahliannya di bidang arsitek. Pemerintah Turki Ottoman juga tertarik pada kemampuannya itu.

Pemerintah kemudian meminta Sinan bekerja sebagai arsitek utama mereka untuk pembangunan masjid, sekolah, dan bangunan sipil lainnya. Sinan sendiri akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di Istanbul pada 1588.


Beragam Catatan Soal Sinan
Banyak catatan sejarah yang mengungkap sosok Sinan. Teman di masa muda Sinan, Mustafa Sai Celebi, menjadi sa;ah seorang yang menuliskan tentang sosok Sinan, Ia mengisahkan perjalanan hidup Sinan dalam tiga teks.

Ketiga teks tersebut adalah Tezkiret ul Bunyan, Tezkiret ul Ebniye, dan Tuhfet ul Mimarin. Dokumen berharga ini diterbitkan oleh Abdullah Kuran pada 1987. Terdapat juga catatan sejarah yang menyebutkan Sinan berasal dari keluarga Kristen keturunan Yunani.

Namun kemudian, Sinan memeluk Islam. Ayah Sinan bernama Abdul Mannan yang erarti hamba Sang Pemberi. Menurut teks Ul Tezkiret Bunyan, ayahnya menggunakan nama tersebut setelah menjadi seorang Muslim, sebagai cara untukmemuji Allah SWT karena menjadikannya Muslim sejati.

Ayah Sinan bekerja sebagai seorang tukang batu dan kayu yang tinggal di Kaysari, Anatolia. Pada 15 April 1480, Abdul Mannan dianugrahi Allah SWT seorang bayi laki-laki yang kemudian diberi nama Mimar Koca Sinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tafadhal,,,uktub yang shalih