AMIR KHUSRAW Meletakkan Dasar Teori Musik

Seni lekat dalam jiwa Amir Khusraw. Ia dikenal sebagai seorang pemusik berbakat, penyair, dan penulis sejarah terkemuka. Nama Khusraw menjadi legenda dalam sejarah musik Hindustan. Sebab, ia memang memberikan warna dalam musik di wilayah itu.

Kontribusi Khusraw dalam bidang musik begitu banyak dan sangat luar biasa. Tak heran banyak orang melontarkan pujian atas kejeniusannya dalam menghasilkan musik. Tak hanya pemusik di masanya yang memberikan pujian, tetapi juga para pemusik masa-masa berikutnya.


Bahkan, Khusraw karib disebut sebagai pendobrak musik klasyik Hindustan. Ia berasal dari keluarga Turki. Ayahnya bernama Sayf al-Din Mahmud, prajurit terhormat yang di kirim ke Delhi, India, kemudian menjadi perwira di bawah Sultan Syams al-Din Iltutmish.


Sultan Iltutmish berkuasa pada 1211 hingga 1236 M. Khusraw lahir di tanah Hindustan pada 1235M. Saat ayahnya sedang menjalankan tugas pelayanan di Patiyala, India. Karena merasa di lahirkan dan di besarkan di Hindustan, Khusraw menganggap dirinya sebagai seorang Hindustan Turki.


Lalu, Khusraw di besarkan dalam lingkungan dan adat yang sangat menghargai musik sehingga tidak menherankan jika dia sangat ahli dalam musik. Menurut dia, musik adalah ilmu dalam lingkup yang sangat luas. Seluk beluk ilmu musik terlalu rumit di kuasai seorang induvidu. Prisip-prinsip musik pada awalnya di tetapkan oleh orang-orang terpelajar dari Yunani atau para filsuf Bizantyium. Khusraw mengnyatakan teori mode irama itu penting, termasuk di dalam ushul, parda dan ibresham.


Ketiga mode irama itu, jelas Khusraw, merupakan irama dasar sedangkan sisanya merupakan cabang mode irama atau furu dari irama tersebut.di sisi lain, ia terus menegaskan bahwa musik merupakan dasarnya ilmu.


Seperti di kutip laman muslimheritage, sebanyak delapan kali Khusraw menyebut istilah ilm atau ilmu dalam karya tentang musik. Ia menjelaskan, musik merupakan bidang study, pengetahuan dan pendidikan.


Ilmu musik jelas Khusraw, memiliki ilmu dasar dari matematika. Sebab, ia menemukan, jauh sebelum dirinya memperkenalkan mode irama, delapan mode irama dari Bizantyium, dan delapan mode irama arab–persia di buat berdasarkan matematika.


Dengan demikian Khusraw menyimpulkan bahwa irama musik di buat menurut dasar matematika. Ia pun memiliki pengetahuan mendalam tentang tradisi musik Hindustan dan Arab-Persia. Selain ketekunannya, ia memang memiliki bakat alami dalam bidang musik sejak kecil.


Dalam tradisi musik Arab-Persia, Khusraw menekankan aspek sejarah musik tersebut. Untuk mengamati tradisi musik Arab-Persia, dia merujuk pada teoretikus musik dari Yunani atau Bizantyium yang pertama kali mendefinisikan prinsif-prinsif musik.


Lalu Khusraw berbicara tentang exponent besar kalangan orang Arab dan Persia. Dia juga mengambarkan kontrubusi terhadap kemajuan pekembangan musik Arab-Persia oleh para ahli musik dari Irak dan Isfahan. Pun, para pakar musik Arab dari Baghad dan Mesir.


Khusraw menyebut dua musikus hebat dari Persia, yaitu Nikesa dan Barbad yang berasal Bakharz dan Nahavandh. Ia pun mengambarkan tentang ahli terori bernama Abdul Mumin yang karya-karya berkembang pesat pada abad ke-12, 50 tahun sebelum Khusraw lahir.


Abdul mumin sendiri menulis karya penting tentang musik yang berjudul Bahjat al-Ruh pada masa pemerintahan Mu'izz al-Din Muhammad Ghuri pada1173 hingga 1206. Meski mendapat pengaruh dari tradisi Arab-Persia, Khusraw memiliki pandangannya sendiri.


Dalam tradisi musik Arab-Persia, terhadap doktrin tentang harmoni bola. Doktrin ini menyebutkan catatan musik atau naghmat dan melodi atau alhan, berasal dari gerakan bola dan bintang-bintang yg ada di langit.


Doktrin itu menyebutkan pula, semua musik yg sesuai dengan gerakan tetap bola harus memenuhi beberapa set mode. Namun, Khusraw menganggap jika penciptaan musik hanya terbatas mengikuti gerakan bola, kreatifitas manusia menjadi sangat terbatas.


Padahal, pengalaman ataupun kreatifitas bermusik manusia itu jauh lebih luas dari pada lingkup terbatas gerakan bola. Menurut khusraw, musik itu harus mengalir seiring pemikiran dan kreatifitas tanpa harus di batasi.


Sebab, menurut Khusraw, ilmu musik lebih luas cakupanya dari pada luas langit jadi musik tidak perlu mengikuti gerakan tata bola. Ia pun sangat paham dengan musik Hindustan. Ia mengagumi sejumlah pemusik India saat itu. Namun, Khusraw pun sangat kritis terhadap musisi Hindu, yang pada umumnya dianggap memiliki tingkat pemahaman yang kurang baik dalam bermusik. Mereka, ujar dia, mengabadikan tardisi musik selama berabad-abad melalui kabar angin.


Menurut Khusraw, mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang prinsip-prinsip ilmiah musik. Sehingga, prestasi musik mereka kurang bagus. Pemahaman dia tentang musik, mendorongnya melahirkan karya fenomenal dalam bidang musik.


Khusraw menulis tiga jilid buku tentang musik dan karya-karyanya masih ada hingga sekarang. Buku karyanya itu, diberi judul Ras'il al-Ijaz. Dalam karyanya itu ia banyak memberikan konstribusi dalam teori dan praktik musik.


Bagian kedua dari jilid bukunya itu tentang diferensiasi fundamental dan prinsip-prinsip dalam musik. Wacana utama dalam karyanya tersebut bertujuan menghasilkan sepotong prosa kreatif dalam terminology musik.


Khusraw merupakan seorang pemusik yang mempunyai pengetahuan mendalam tentang perkembangan sejarah musik, dan mempunyai banyak pengalaman actual tentang musik kontemporer. Ia selalu menggunakan istilah dan frase yang mewakili konsep, teknik, atau bentuk artistic musik.


Sebab, tanpa pemahaman yang dalam saat bermusik, jelas Khusraw, sebuah karya musik akan sulit dihargai. Secara umum, buku karyanya itu membahas pengamatannya tentang teori dan sifat alami musik, tradisi kuno, suasana kontemporer, dan latihan.


Selain itu, bahasan lainnya adalah soal tingkat pencapaian dalam tehnik dan performa dalam bermusik. Juga, tentang perlunya pendidikan lebih lanjut atau pemahaman yang berkelanjutan dalam upaya mempelajari musik.



Khusraw dan Pendidikan Musik

Selain menguasai teori dan praktik musik, Amir Khusraw menegaskan perlunya pendidikan musik. Ia mengatakan, pendidikan diperlukan oleh merek yang ingin mencapai keunggulan dalam olah vocal ataupun bermain instrument musik.


Keunggulan dalam olah vocal dan bermain instrument musik, mencerminkan kemampuan pemusik dalam mengembangkan kinerjanya secara tehnik dan artistic dalam bermusik. Khusraw membagi vokalis dalam dua kategori, yaitu kategori umum dan mereka yang memiliki spesialisasi gaya khusus.


Mereka yang memiliki spesialisasi gaya khusus dibagi lagi ke dalam ahli dalam menyanyikan lagu asli Hindustani atau Kalavantan-i Hindi, ahli dalam menyanyikan lagu gaya ghazal Persia, dan qawwalan yang mempu membawakan lagu Sama' atau Qaol.


Para
pendengar musik qaol biasanya merupakan orang-orang yang menyukai musik berisi kesalehan. Orang-orang yang mendengar musik qaol biasanya adalah kaum terpelajar dan para sufi. Musik qaol berasal dari Arab yang disebut Qaol-hai-hejazi.

Sedangkan penguasaan dalam performa musik, Khusraw menyatakan ada orang yang memiliki kemampuan untuk memainkan melodi atau ritme dan membuat komposisi musik, merngubah mode dengan menyesuaikan rasio, dan melakukan transisi dari satu mode ke mode lain.


Khusraw menyatakan, untuk mengembangkan pemahaman tentang prinsip dasar musik dan mahir dalam bermusik, seseorang harus mendapatkan pendidikan musik secara benar. Musikus harus mengajar orang-orang muda dan memerintahkan mereka untuk belajar musik dengan baik.


Menurut Khusraw, para pemusik yang tidak mendapatkan pendidikan dalam bermusik dan bernyanyi akan memainkan musik dengan pola jauh bawah standar. Bahkan, Khusraw pernah mengkritik para musikus yan dijuluki King of Music, seperti para pemain Rabab dan Chang.


Sebab, Khusraw menganggap mereka tidak mempunyai pengetahuan dasar tentang prinsip-prinsip bermain musik.


Khusraw mengatakan, dia mendengarkan suara-suara dari King of Music, kebanyakan dari mereka hamper tidak tahu apa-apa. Mereka harus diberi pendidikan musik sehingga mampu membangun instrument yang rumit dan kerangka melodi yang terbaik.


Khusraw menekankan pentingnya standar tinggi dalam pendidikan musik. Ia terus berusaha keras meningkatkan standar bermain musik. Ia pun menganggap musik bukanlah kesenangan semata, melainkan merupakan sebuah ungkapan ilmu dan seni yang harus dimainkan dengan kemampuan tinggi.


Dengan demikian, jelas Khusraw, dalam kegiatan bermusik yang dimainkan orang-orang berkemampuan tinggi, akan menghasilkan sebuah musik yang begitu indah didengar dan sarat makna. Para penikmat musik juga akan merasa puas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tafadhal,,,uktub yang shalih