Ketika masa kekhalifahan dan era keemasannya, pemandangan kota-kota Islam begitu mencengangkan. Begitu indah, tertib dan nyaman. Suasana kota-kota Islam di masa kejayaan, tak bisa dibandingkan dengan kota-kota di Eropa masa kini, sekalipun. “Kota-kota Eropa saat ini tak menawarkan cita rasa yang lebih,” papar John William Draper dalam History of the Conflict Between Religion and Science.
Menurut Draper, pada abad ke –l0 M, jalan-jalan di
Bila musim panas menjelang, suasana rumah terasa sejuk dengan aroma wewangian yang berasal dan kebun bunga yang dihubungkan melalui pipa bawah tanah. Kontras dengan Barat yang saat itu dikepung kekumuhan, kota-kota Islam dilengkapi dengan beragam fasilitas publik yang lengkap dan di rumah-rumah masyarakatnya juga memiliki kamar mandi, perpustakaan, ruang makan, serta air mancur.
“Seluruh
“Masyarakat Muslim Arab suka sekali menghiasi lingkungannya,” imbuh Gustave Le Bon dalam La Civilisation des Arabes. Menurut Le Bon, karakteristik seni masyarakat Muslim Arab di era keemasan begitu imajinatif, cerdas, megah dan rimbun dalam dekorasi. Selain itu, detail-detailnya begitu fantastis. Hal itu bisa dilihat dari taman-taman yang dlibangun pada masa itu.
Saat era kejayaan Islam,
Peradaban Islam di era keemasan memang sangat memberi perhatian yang besar pada tumbuh-tumbuhan. Tak heran, jika Felipe Ferntndez-Armesto, seorang guru besar sejarah global environmental dan University of London mengatakan, peradaban Islam di abad kejayaan begitu memperhatikan kehadiran taman. “Pada dasarnya taman atau kebun merupakan suatu seni yang mulia,” papar Armesto.
Bukan tanpa alasan, jika masyarakat dan penguasa Muslim di era kejayaan begitu suka menghadirkan taman dan kebun di sekeliling lingkungan dan rumah. “Pastilah ada alasan yang jelas yang melandasi keberadaan taman yang tersebar di mana-mana sebagai salah satu bentuk seni dalam dunia Muslim,” papar R Ettinghausen dalam Introduction, in The Islamic Garden.
Salah satu alasan hadirnya taman dalam peradaban Islam adalah janji adanya surga di hari akhir. Allah SWT kerap mengungkapkan dan menggambarkan surga dalam Alquran dengan taman. “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air.” (QS Adz Dzaariyaat:15).
Firman Allah SWT dalam
Sejak abad pertama hijrah, masyarakat Islam sudah mulai menghadirkan taman dan kebun di lingkungannya. Kehadiran taman terus menyebar dan meluas di dunia Islam mulai dari Spanyol hingga
AM Watson dalam tulisannya Agricultural Innovation in the Early Islamic World mengungkapkan betapa banyaknya taman dan kebun yang dibangun di kota-kota Islam pada masa keemasannya. Ia mencontohkan, di Fustat -
Orang-orang di
Taman dan kebun juga bertebaran di
Di kota-kota Muslim lainnya di Afrika Utara, pada era keemasan juga disemarakkan dengan kehadiran taman-taman. Tunisia, Aljazair Marrakech dihiasi taman dan kebun. Bahkan di Maroko, Sa’did Ahmad Al-Mansur secara khusus menghadirkan konsep taman Alhambra di istana Badi of Marrakech. Di Aljazair malah terdapat 20 ribu kebun dan taman. Begitulah kota-kota Islam era keemasan menampilkan pesonanya melalui kebun dan taman.
Pesona Taman Abbasiyah
Seni hortikultura pada era kekhalifahan Abbasiyah banyak dipengaruhi Assyria dan
Menurut Prof Qasim Al-Samarrai dan
Sepanjang era kekhalifahan itu, ada dua taman yang begitu ekslusif yakni taman di
Seorang ahli geografi Al-Ya’qubi pada 889 M mencatat, Khalifah Al-Mu’tasim mengubah tanah-tanah kosong menjadi taman dan kebun bagi kelas atas, Di setiap taman dan kebun terdapat tempat peristirahatan dan tempat untuk bermain pacuan kuda dan permainan polo. Pembangunan taman dan kebun yang hijau itu ditopang dengan pembangunan sarana irigasi yang sudah terbilang modern pada zamannya.
Perintis Kebun Raya
Umat slam di era keemasan begitu menyukai dan menggemari tanaman. Tak heran, bila kemudian di kota-kota Muslim, kala itu, tersebar begitu banyak taman dan kebun. Menurut A Watson dalam Agricultural lnovation in the Early Islamic World, orang-orang Muslim-lah yang merintis dan pertama kali membangun kebun raya (botanical garden).
Kecintaan Muslim di era kejayaan terhadap tanaman baik bunga maupun pohon buah-buahan begitu tampak dari puisi-puisi zaman Abbasiyah. Rawdiya atau syair tentang taman menjadi salah satu tema puisi yang utama di abad ke-8 M hingga ke-l0 M. Melalui puisi-puisi bertema taman, para penyair masa itu menggambarkan betapa sejuk dan teduhnya
Selain itu, para penyair melalui puisi dan syairnya juga melukiskan semerbak aroma wangi bunga dan gemericik irama air yang mengalir di taman dan kebun. Genre sajak dan syair bertema taman dan kebun, papar Watson, pada abad ke11 M mulai digandrungi umat Muslim di Andalusia, Spanyol. Hal itu membuktikan bahwa masyarakat Muslim di era itu begitu menyukai taman dan kebun.
Para
Selain itu, taman era keemasaan Islam yang begitu elok dan memikat adalah Taman Hafsid di Tunisia. Hafsid merupakan penguasa dari Dinasti Fatimiyah, Mesir. Watson juga mengungkapkan, taman di istana raja yang berada di Fez dan Marakesh, Maroko juga begitu bagus.
Sedangkan, kebun raya yang paling menakjubkan di era itu adalah kebun raya Abd Al-Rahman - amir pertama Dinasti Umayyah di Spanyol. Tak cuma itu, masyarakat dunia Muslim era keemasan juga memiliki taman Huertal del Rey di Toledo, taman raja Taifa Spanyol, taman il-Khans dan Timurid di Tabriz, serta taman Mahmud Ghazna di Balkh.
Salah satu penguasa Muslim yang menaruh perhatian besar terhadap taman dan kebun adalah Khumarawaih. Dia adalah seorang penguasa Tulunid di Mesir pada akhir abad ke-9 M yang membangun sebuah taman istana dengan
Penguasa era keemasan yang juga begitu cinta pada bunga-bunga dan aneka tanaman adalah Abd Al-Rahman - Amir pertama Dinasti Umayyah di Spanyol. Di tamannya terdapat koleksi tanaman-tanaman langka yang berasal dari berbagai belahan dunia. Untuk mendapatkan tanaman dan bunga-bunga yang langka, dia mengirimkan agennya ke Syiria dan wilayah timur untuk memperoleh benih dan tanaman baru. Tak heran, jika pada abad ke-l0 M, taman Istana Cordoba sudah tampak seperti kebun raya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tafadhal,,,uktub yang shalih