Dalam pelariannya, mereka bersembunyi dalam sebuah gua. Lalu, mereka beristirahat di dalamnya hingga tertidur selama 309 tahun. Setelah terbangun, salah seorang dari mereka (Yemlikho) diminta untuk membeli makanan. Namun, uang yang akan mereka bayarkan ternyata sudah tidak berlaku lagi. Dan, kaisar yang berkuasa saat itu adalah Theodesius II yang taat menjalankan perintah Tuhannya.
Dari cerita di atas, sejumlah peneliti sejarah dari ahli arkeologi berusaha melacak situs gua yang menjadi tempat tertidurnya Ashabul Kahfi tersebut. Dari sejumlah referensi, ada banyak termpat yang dipercaya sebagai gua tempat tertidurnya Ashabut Kahfi.
Banyak pihak yang meyakini (termasuk peneliti Kristen dan Muslim) bahwa gua tempat Ashabul Kahfi berada di
Dibandingkan Tarsus, banyak pihak yang meyakini bahwa
Sumber tertua yang berkaitan dengan hal ini adalah penelitian yang dilakukan seorang pendeta asal
Menurut Gibbon, nama dan tempat ini adalah
Sementara itu, Alquran tidak secara jelas menyebutkan tempat di mana Ashabul Kahfi tertidur. Secara implisit, Alquran (QS A1-Kahfi: 17) menyebutkan ciri-ciri dan gua tersebut.
“Dan, kamu akan melihat matahari ketika terbit condong dari gua mereka ke sebelah kanan dan bila matahari itu terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri, sedang mereka dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, dialah yang mendapat petunjuk. Dan, barang siapa yang disesatkanNya, kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya”
Menurut penelitian, gua yang ada di lereng Gunung Pion di Ephesus ini memiliki pintu masuk yang mengarah ke bagian utara sehingga sinar matahari tidak bisa menembus ke dalam gua. Dengan demikian, seseorang yang melewati gua itu tidak dapat melihat apa yang ada di dalamnya.
Ahli arkeologi, Dr Musa Baran, juga menunjuk
Keyakinan gua Ashabul Kahfi ada di Ephesus Turki didukung oleh banyak ulama Islam, seperti At-Tabari, Al-Baidlawi, An-Nasafi, Jalalain, At-Tibyan, serta Fakhruddin Ar-Razi, yang meyakini tempat tersebut. Mereka mengatakan, nama lain dari
Fakhrudin Ar-Razi menerangkan, dalam penelitiannya, meskipun tempat ini disebut dengan
Abu Alanda (
Sehubungan dengan adanya pendapat yang mengatakan bahwa letak gua tersebut di daerah
Pendapat ini makin diperkuat lagi dengan ditemukannya sejumlah bukti ‘kesejarahan’ dari gua ini. Surah Al-kahfi ayat 17 menyebutkan, matahari cenderung ke kanan dari gua mereka dan terbenam di sebelah kiri. Kemudian, dilanjutkan dengan kalimat, “... sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu.” (QS 18: 17). Lokasi gua Ashabul Kahfi di Abu Alanda, Yordania, memiliki sebuah lubang dan atas gua sehingga cahaya bisa masuk. Selain itu, bentuk gua yang terdapat di Abu Alanda sangat luas dan lapang serta tidak dalam.
Kemudian, pada ayat ke-21 dijelaskan, “... Ketika mereka berselisih tentang urusan mereka, sebagian dari mereka berkata, ‘Dirikanlah sebuah bangunan di sisi (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka.’ Orangorang yang berkuasa atas urusan mereka berkata, ‘Sesungguhnya, kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya.”
Konon, di atas gua Ashabul Kahfi di Abu Alanda, terdapat rumah ibadah yang telah dibangun ketika itu. Rumah ibadah yang dimaksud adalah rumah ibadah penganut Nasrani. Ketika zaman Kerajaan Umawiah, rumah ibadah tersebut telah dijadikan masjid.
Pada 27 September 2006 silam, Raja Abdullah (Raja Yordania) meresmikan sebuah masjid baru di atas gua tersebut, yang diberi nama Masjid Ashabul Kahfi.
Bukti Sejarah dan Arkeologi
Beberapa bukti untuk memperkuat Abu Alanda sebagai gua Ashabul Kahfi adalah temuan benda-benda sejarah dan arkeologi.
- Di gua ini, terdapat tulisan pada lengkungan pintu di dinding sebelah timur yang menyatakan bahwa masjid diperbarui pada tahun 117 Hijriyah yang merujuk kepada zaman Hisham bin Abdul Malik bin Marwan. Ini membuktikan, ketika era Kerajaan Umawiah, mereka sudah memperbarui masjid yang sebelum itu menjadi rumah ibadah Nasrani. Kesan yang boleh dilihat ialah binaan mihrab (petunjuk arah kiblat) yang terdapat di atas gua tersebut.
- Tulisan khat Kufi. Ini membuktikan bahwa masjid kedua di Ashabul Kahfi itu diperbarui pada zaman Khomarumiah bin Ahmad Tholun dan Kerajaan Abasiah. Masjid kedua yang dimaksud ialah masjid yang dibangun berhadapan dengan gua Ashabul Kahfi setelah masjid pertama diwujudkan di atas gua ketika zaman Umawiah.
- Kesan Nawawis di dalam gua. Nawawis dalam Mujam Wasit berarti kubur bagi orang Nasrani yang mayatnya diletakkan di dalamnya. Pada Nawawis tersebut, terdapat bintang segi delapan yang mernbuktikan tanda zaman Kerajaan Rum-Byzantium pada kurun ke-3 M. Pada masa itu, sudah menjadi adat bahwa mayat-mayat Nasrani akan dikuburkan dalam bekas batu. Ini tidak mustahil bahwa mereka yang telah menguruskan mayat pemuda tersebut telah mengebumikan mereka dengan cara dan adat rnereka pada ketika itu.
- Penemuan barang-barang, seperti tembikar, uang tembaga dan perak, serta lampu dari pelbagai zaman (Umawiah, Abasiah, dan Turki Utsmaniyah) dalam gua tersebut dan sekitarnya. Ia membawa maksud bahwa tempat itu telah dijaga oleh pelbagal zaman yang berlalu.
- Al-Waqidi dalam kitabnya Futuhat Sham telah menulis bahwa beliau bersama yang lain telah berhenti di Ain Ma’ yang berhampiran dengan gua Ashabul Kahfi. Mereka berhenti di Aim Ma’ untuk berwudhu, shalat, dan tidur sebelum meneruskan perjalanan ke Palestina. Ain Ma’ terletak 70 meter dari gua Ashabul Kahfi.
- Pokok zaitun berusia ratusan tahun tumbuh berhadapan dengan gua. Pokok tersebut telah mati dan kesan batang pokok zaitun yang berusia ratusan tahun itu kini ditempatkan di dalam museum mini dalam gua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tafadhal,,,uktub yang shalih