Selain dilandasi faktor ideologi dan politik, ekspansi Islam yang berlangsung begitu cepat itu juga didorong insentif perdagangan yang menguntungkan. Tak pelak umat Islam pun mulai mengarungi lautan dan menjelajah daratan untuk menyebarkan agama Allah. Seiring meluasnya ekspansi dan ekspedisi rute-rute perjalanan melalui darat dan laut pun mulai bertambah.
Tak heran, jika sejak abad ke-8 M, kawasan Mediterania telah menjadi jalur utama Muslim. Jalur-jalur laut dan darat yang sangat sering digunakan akhirnya Menghubungkan seluruh wilayah Muslim yang berkembang mencapai India, Asia Tenggara, dan Cina meluas ke utara dari Sungai Volga hingga Skandinavia dan menjangkau jauh ke pedalaman Afrika.
Ekspansi dan ekspedisi di abad-abad itu mendorong para sarjana dan penjelajah Muslim untuk mengembangkan geografi atau ilmu bumi. Di era kekhalifahan, geografi mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan geografi yang ditandai dengan ditemukannya peta dunia serta jalur-jalur perjalanan di dunia Muslim itu ditopang sejumlah faktor pendukung.
Era keemasan Islam, perkembangan astronomi Islam, penerjemahan naskah-naskah kuno ke dalam bahasa Arab serta meningkatnya ekspansi perdagangan dan kewajiban menunaikan ibadah haji merupakan sejumlah faktor yang mendukung berkembangnya geografi di dunia Islam. Tak pelak, Islam banyak memberi kontribusi bagi pengembangan geografi.
Umat Islam memang bukan yang pertama mengembangkan dan menguasai geografi. Ilmu bumi pertama kali dikenal bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif menjelajahi geografi. Beberapa tokoh Yunani yang berjasa mengeksplorasi geografi sebagai ilmu dan filosofi antara lain; Thales dari
Selain itu, bangsa Romawi juga turut memberi sumbangan pada pcmetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri dan menambahkan teknik baru. Salah satu tekniknya adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan, dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai.
Buku Perjalanan Ibn Battutah
Selepas Romawi jatuh, Barat dicengkeram dalam era kegelapan. Perkembangan ilmu pengetahuan justru mulai berkembang pesat di Timur Tengah. Geografi mulai berkembang pesat pada era Kekhalifahan Abbasiyah yang berpusat di
Ketertarikan umat Muslim terhadap geografi diawali dengan kegandrungan atas astronomi. Perkembangan di bidang astronomi itu perlahan tapi pasti mulai membawa para sarjana untuk menggeluti ilmu bumi. Umat Islam mulai tertarik mempelajari peta yang dibuat bangsa Yunani dan Romawi. Beberapa naskah penting dari Yunani yang diterjemahkan antara lain; Alemagest dan Geographia.
Berkembangnya geografi di dunia Islam dimulai ketika Khalifah Al-Ma’mun yang berkuasa dari tahun 813 hingga 833 M memerintahkan para geografer Muslim untuk mengukur kembali jarak bumi. Sejak saat itu muncullah istilah mil untuk mengukur jarak. sedangkan orang Yunani menggunakan istilah stadion.
Upaya dan kerja keras para geografer Muslim itu berbuah manis. Umat Islam pun mampu rnenghitung volume dan keliling bumi. Berbekal keberhasilan itu, Khalifah Al-Mamun memerintahkan para geografer Muslim untuk menciptakan peta bumi yang besar. Adalah Musa Al-Khawarizmi bersama 70 geografer lainnya mampu membuat peta globe pertama pada tahun 830 M.
Khawarizmi juga berhasil menulis kitab geografi yang berjudul Surah Al-Ard (Morfologi Bumi) — sebuah koreksi terhadap karya Ptolemaeus. Kitab itu menjadi landasan ilmiah bagi geografi Muslim tradisional. Pada abad yang sama, Al-Kindi juga menulis sebuah buku bertajuk ‘Keterangan tentang Bumi yang Berpenghuni’.
Sejak saat itu, geografi pun berkembang pesat. Sejumlah geografer Muslim berhasil melakukan terobosan dan penemuan penting. Di awal abad ke-l0 M, secara khusus, Abu Zayd A1-Balkhi yang berasal dari
Di abad ke-11 M, seorang geografer termasyhur dari Spanyol, Abu Ubaid Al-Bakri berhasil menulis kitab di bidang geografi, yakni Mu’jam Al-Istajam (Eksiklopedi Geografi) dan Al-Masalik wa Al-Mamalik (Jalan dan Kerajaan). Buku pertama berisi nama-nama tempat di Jazirah Arab. Sedangkan yang kedua berisi pemetaan geografis dunia Arab zaman dahulu.
Pada abad ke-12, geografer Muslim, Al-Idrisi berhasil membuat peta dunia. Al-Idrisi yang lahir pada tahun 1100 di Ceuta Spanyol itu juga menulis kitab geografi berjudul Kitab Nazhah Al-Muslak fi Ikhtira Al-Falak (Tempat Orang yang Rindu Menembus Cakrawala). Kitab ini begitu berpengaruh sehingga diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Geographia Nubiensis.
Seabad kemudian, dua geografer Muslim yakni, Qutubuddin Asy-Syirazi (I236 M - 1311 M) dan Yaqut Ar-Rumi (1179 M -1229 M) berhasil melakukan terobosan baru. Qutubuddin mampu membuat peta Laut Putih/Laut Tengah yang dihadiahkan kepada Raja
Penjelajah Muslim asal Maroko, Ibnu Battuta di abad ke-14 M memberi sumbangan dalam menemukan rute perjalanan baru. Hampir selama 30 tahun, Ibnu Battuta menjelajahi daratan dan mengarungi lautan untuk berkeliling dunia. Penjelajah Muslim lainnya yang. mampu mengubah rute perjalanan laut adalah Laksamana Cheng Ho dari Tiongkok. Dia melakukan ekspedisi sebanyak tujuh kali mulai dari tahun 1405 hingga 1433 M.
Dengan menguasai geografi, di era keemasan umat Islam mampu menggenggam dunia.
Kontribusi Geografer Muslim
Sederet geografer Muslim telah banyak memberi kontribusi bagi pengembangan ilmu bumi. Al-Kindi diakui begitu berjasa sebagai geografer pertama yang memperkenalkan percobaan ke dalam ilmu bumi. Sedangkan, Al-Biruni didapuk sebagai ‘bapakgeodesi’ yang banyak memberi kontribusi terhadap geografi dan juga geologi.
John J O’Connor dan Edmund F Robertson menuliskan pengakuannya terhadap kontribusi Al-Biruni dalam MacTutor History of Mathematics. Menurut mereka, ‘Al-Biruni telah rnenyumbangkan kontribusi penting bagi pengembangan geografi dan geodesi. Dialah yang memperkenalkan teknik pengukuran bumi dan jaraknya dengan menggunakan triangulation.”
Al-Biruni-lah yang menemukan radius bumi mencapai 6.339,6 km. Hingga abad ke-16 M, Barat belum mampu mengukur radius bumi seperti yang dilakukan Al-Biruni. Bapak sejarah sains, George Sarton, juga mengakui kontribusi sarjana Muslim dalam pengembangan geografi dan geologi. “Kita menemukan dalam tulisannya metode penelitian kimia, sebuah teori tentang pembentukan besi.”
Salah satu kekhasan yang dikembangkan geografer Muslim adalah munculnya bio-geografi. Hal itu didorong oleh banyaknya orang Arab di era kekhalifahan yang tertarik untuk mendistribusi dan mengklasifikasi tanaman, binatang, dan evolusi kehidupan.
Geografer Muslim Di Era Keemasan
Hisyam Al-Kalbi (abad.ke-8 M)
Dia adalah ahli ilmu bumi pertama dalam sejarah Islam. Hisyam begitu populer dengan studinya yang mendalam mengenai kawasan Arab.
Musa Al-Khawarlzmi (780 M-850 M)
Ahli matematika yang juga geografer itu merevisi pandangan Ptolemaues mengenai geografi. Bersama-sama 70 puluh geografer, Al-Khawarizmi membuat peta globe pertama pada tahun 830 M.
AI-Ya’qubi (wafat 897 M)
Dia menulis buku geografi bertajuk ‘Negeri-negeri’ yang begitu populer dengan studi topografisnya.
lbn Khordadbeh (820M-912M)
Dia adalah murid Al-Kindi yang mempelajari jalan-jalan di berbagai provinsi secara cermat dan menuangkannya ke dalam buku Al-Masalik wa Al-Mamalik (Jalan dan Ke rajaan).
Al-Dinawari (828 M - 898 M)
Geografer Muslim yang juga banyak memberi kontribusi pada perkembangan ilmu geografi.
Hamdani (893 M - 945 M)
Geografer Muslim abad ke-9 M yang mendedikasikan dirinya untuk mengembangkan geografi.
Ali al-Masudi (896M-956M)
Nama lengkapnya Abul hasan Ali Al-Ma’sudi. Ia mempelajari factor ilmuwan multitalenta. Sebagai ahli faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pembentukan batu-batuan di bumi dengan orisinalitas yang mencengangkan.
Ahmad ibn Fadlan Hawqal (abad ke-l0 M)
Dia adalah geografer yang menulis ensiklopedia besar mengenai geogrfi.
Al-Balkhi
Memberikan sum,bangan cukup besar dalam pemetaan dunia.
Al-Kindi
Selain terkenal sebagai ahli oseanografi, dia juga seorang ilmuwan multitalenta. Sebagai ahli fisika, optic, metalurgi, bahkan filosofi.
Al-Istakhar II dan Ibnu Hawqal (abad ke-10 M)
Memberikan kontribusi besar dalam pemetaan dunia.
Al-Idris (1099 M)
Ahli geografi kesohor pada zamannya, yang juga dikenal sebagai ahli zoology.
Al-Baghdadi (1162 M)
Seorang geographer Muslim terkemuka.
Abdul-Lateef Mawaffaq (1162)
Selain pakar geografi, dia juga merupakan ahli pengobatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tafadhal,,,uktub yang shalih